SALAM ASURANSI,
Ketemu lagi dalam website kita "Lebih Dekat dengan Asuransi". Kita akan bahas lanjutan dari website kita terdahulu yaitu Rasio Kerugian Harus Terprediksi. Pada bagian pertama telah dibahas nilai taksir suatu kerugian atau tingkat kerugian agar
dapat menyediakan pembayaran bila kerugian terjadi yang
direpresentasikan melalui Loss rate (rasio kerugian). Kali ini kita akan lanjutkan pembahasannya mengenai konsep penting dalam dunia asuransi yaitu hukum bilangan besar ( the law of large numbers ).
direpresentasikan melalui Loss rate (rasio kerugian). Kali ini kita akan lanjutkan pembahasannya mengenai konsep penting dalam dunia asuransi yaitu hukum bilangan besar ( the law of large numbers ).
Konsep penting dalam menentukan
probabilitas ini adalah hukum bilangan besar ( the law of large numbers ).
Menurut hukum bilangan besar, makin banyak jumlah observasi yang dilakukan atas
suatu peristiwa, semakin besar kemungkinannya bahwa observasi tersebut
menghasilkan estimasi probabilita yang benar. Misalnya, jika anda melempar
koin, maka kemungkinan koin jatuh dengan bagian muka berada diatas adalah
50-50, dan inilah probabilitas yang dapat diperkirakan.
Dua atau bahkan 12 kali
lemparan, belum tentu menghasilkan hasil yang sama antara bagian muka dan
bagian belakang dari koin tersebut. Tetapi jika anda melempar koin itu 1000
kali, anda dapat mengharapkan adanya hasil kemungkinan bagian muka 500 dan
kemungkinan bagian belakang berada diatas juga 500. Makin sering anda melampar
koin, akan mekain jelas anda dapat mengamati banyaknya bagian muka berada
diatas, dan bagian belakang berada diatas adalah sama, dan anda makin dekat
menentukan suatu kemungkinan yang benar.
Hukum bilangan besar diterapkan
perusahaan asuransi sebagai prediksi kemungkinan kerugian dihari depan.
Perusahaan asuransi mengumpulkan informasi khusus tentang sekelompok orang,
agar dapat mengenali pola kerugian yang telah dialami. Berdasarkan keterangan
ini, perusahaan asuransi dapat memprediksi jumlah kerugian yang akan timbul
pada jenis kelompok yang serupa dengan lebih akurat.
Sehingga perusahaan
asuransi dapat memprediksi jumlah yang akan meninggal, cacat, atau sakit dari
kelompok itu. Dalam beberapa tahun, perusahaan asuransi telah mencatat berapa
jumlah tertanggung yang meninggal pada masing-masing usia. Kemudian perusahaan
asuransi membandingkan data ini dengan data jumlah penduduk nasional dengan
mencatat usia meninggal.
Berpedoman pada data statistik ini perusahaan asuransi
dapat menyusun tabel yang menunjukkan secara tepat bahwa dari sekelompok besar
orang (100.000 atau lebih) berapa orang yang meninggal pada masing-masing usia.
Tabel ini disebut tabel mortalita yang menggambarkan tingkat kematian, atau
kemungkinan meninggal menurut usia. Perusahaan asuransi juga dapat mengembagkan tabel yang sama, yang
disebut Tabel morbiditas yang menggambarkan tingkat kecelakaan atau timbulnya
sakit yang dialami sekelompok orang, yang dikategorikan berdasarkan umur.
Dengan menggunakan tabel mortakita dan
tabel morbiditas, perusahaan asuransi dapat memprediksi nilai kerugian,
menetapkan premi yang layak dan siap membayar klaim. Dengan cara-cara ini perusahaan
asuransi menggunakan statistik untuk
menetapkan premi, atau lebih dikenal “Pricing
Life Insurance”(menetapkan tarip Premi Asuransi Jiwa).
Ketemu lagi pada pembahasan sifat asuransi yang terakhir yaitu kerugian tidak bersifat katastropis.
SALAM ASURANSI
SIFAT ASURANSI
SIFAT ASURANSI
- Terjadinya kerugian harus mengandung ketidakpastian.
- Kerugian harus dibatasi.
- Kerugian harus significant (berarti).
- Rasio kerugian harus terprediksi.
- Kerugian tidak bersifat bencana bagi penanggung.
No comments:
Post a Comment